Rabu, 11 September 2013

Surat Dari Seorang Kawan


Lewat salah satu media sosial seorang kawan berpesan. Sungguh surat itu membuat saya haru, jadi segera saya tuangkan ke blog pribadi karena saya tidak bisa selamanya mengandalkan ingatan. kemanapun pergi, Insya Allah pesan ini akan saya jaga. Terima kasih sudah mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran.


11 September 2013
Untuk Jeng Andis, Ara, Gina. Dimanapun kalian.
Ini pertama kalinya niat menulis surat saya wujudkan, banyak hal yang saya pikirkan hingga saya menyimpan rasa malu dan segan untuk meneruskan surat ini, tapi itu akan menjadi rahasia saya. Di sudut rumah saat pikiran mulai hijrah pada tempat dimana ketidakadilan berkata dengan jelas (kampung pemulung). Saya meniatkan menulis surat ini untuk teman teman yang juga hatinya tertuju pada orang orang yang mejadi korban paling bawah dari ketidakadilan sistem. 

Wajah wajah pemulung yang kita temui di sekolah, dirumah rumah mereka yang terbuka menerima kita, hanya sebagian kecil dari korban dari ketidakadilan sistem, yang membuat kita berkumpul berjam-jam membicarakan hal hal apa yang mesti dikerjakan. Sungguh saya sangat percaya bahwa apa yang kita kerjakan bukanlah hal yang mudah, perlu keteguhan hati yang kuat dan keras kepala untuk keyakinan akan kebenaran, teman teman kita telah sama sama bekerja mengusahakan mencuri keadilan kita dan mereka yang telah dirampas. Ah mungkin juga kita baru sedang memulainya. Yang  entah kita belum tahu sejauh apa kita membawa  hasil. 

Di perjalanan kita harus berada di tempat yang terpisah untuk belajar  atau berjuang untuk penghidupan kita. Toh kita memang adalah bagian dari sistem yang tidak adil ini, yang mungkin juga kita sedang berjuang melawannya di tempat yang berbeda. Saya percaya tiap tindakan satu orang terkait dengan orang lainnya,  inilah yang membuat kita harus hati hati menentukan pilihan. Saya senang kalian gelisah menentukan kemana arah selanjutnya. Itu pertanda bahwa masih ada bagian dari diri kita yang cukup merdeka yaitu hati dan akal yang akan membimbing menemukan pilihan yang tepat.

Berada di tempat yang berbeda sudah menjadi hukum alam dari sebuah pertemuan tapi saya berharap dimanapun teman teman berada kita akan tetap melangkah pada kebenaran, semoga apa yang pernah kita pelajari bersama pada orang orang tertindas seperti pemulung akan menguatkan hati kita.

Salam Rindu
Rahiwati Sanusi.

Tidak ada komentar

© Catatan Ara
Maira Gall