Lewat salah satu media sosial seorang kawan berpesan. Sungguh surat itu membuat saya haru, jadi segera saya tuangkan ke blog pribadi karena saya tidak bisa selamanya mengandalkan ingatan. kemanapun pergi, Insya Allah pesan ini akan saya jaga. Terima kasih sudah mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran.
11
September 2013
Untuk
Jeng Andis, Ara, Gina. Dimanapun kalian.
Ini
pertama kalinya niat menulis surat saya wujudkan, banyak hal yang saya pikirkan
hingga saya menyimpan rasa malu dan segan untuk meneruskan surat ini, tapi itu
akan menjadi rahasia saya. Di sudut rumah saat pikiran mulai hijrah pada tempat
dimana ketidakadilan berkata dengan jelas (kampung pemulung). Saya meniatkan
menulis surat ini untuk teman teman yang juga hatinya tertuju pada orang orang
yang mejadi korban paling bawah dari ketidakadilan sistem.
Wajah
wajah pemulung yang kita temui di sekolah, dirumah rumah mereka yang terbuka
menerima kita, hanya sebagian kecil dari korban dari ketidakadilan sistem, yang
membuat kita berkumpul berjam-jam membicarakan hal hal apa yang mesti dikerjakan.
Sungguh saya sangat percaya bahwa apa yang kita kerjakan bukanlah hal yang
mudah, perlu keteguhan hati yang kuat dan keras kepala untuk keyakinan akan
kebenaran, teman teman kita telah sama sama bekerja mengusahakan mencuri
keadilan kita dan mereka yang telah dirampas. Ah mungkin juga kita baru sedang
memulainya. Yang entah kita belum tahu
sejauh apa kita membawa hasil.
Di
perjalanan kita harus berada di tempat yang terpisah untuk belajar atau berjuang untuk penghidupan kita. Toh kita
memang adalah bagian dari sistem yang tidak adil ini, yang mungkin juga kita
sedang berjuang melawannya di tempat yang berbeda. Saya percaya tiap tindakan
satu orang terkait dengan orang lainnya, inilah yang membuat kita harus hati hati
menentukan pilihan. Saya senang kalian gelisah menentukan kemana arah
selanjutnya. Itu pertanda bahwa masih ada bagian dari diri kita yang cukup
merdeka yaitu hati dan akal yang akan membimbing menemukan pilihan yang tepat.
Berada
di tempat yang berbeda sudah menjadi hukum alam dari sebuah pertemuan tapi saya
berharap dimanapun teman teman berada kita akan tetap melangkah pada kebenaran,
semoga apa yang pernah kita pelajari bersama pada orang orang tertindas seperti
pemulung akan menguatkan hati kita.
Salam
Rindu
Rahiwati
Sanusi.
Tidak ada komentar
Posting Komentar